Laman

WELCOME TO ZONA ARIEF RAMADHANI

Minggu, 14 November 2010

jenis-jenis element of art fotografi

jenis dari Element of Art itu sebenarnya banyak, hanya saja saya kaan menjelaskna beberapa diantaranya.
  1. Rule of Third
Pada aturan umum fotografi, bidang foto sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek pada sepertiga bagian bidang foto. Hal ini sangat berbeda dengan yang Umum dilakukan dimana kita selalu menempatkan objek di tengah-tengah bidang foto. Lihatlah contoh foto yang mengandung Rule of Third
EOA
EOA
Anda bisa lihat komposisi objek pada foto diatas, fotografer menempatkan objek sebesar 1/3 dari besar foto secara keseluruhan
2. Shape
Komposisi foto yang berisi shape adalah dengan adanya objek yang akan membentuk suatu bentuk abstrak yang diakibatkan karena pembandingan dua keadaan cahaya yang berbeda.
Sebuah shape tentu saja tidak berdiri sendiri. Ketika masuk kedalam sebuah pemandangan yang berisi dua atau lebih shape yang sama, kita juga dapat meng-crop salah satu shape untuk memperkuat kualitas gambar. Kita bisa ambil contoh foto yang mengandung unsur shape adalah foto shilouet, foto tersebut membandingkan objek yang dalam keadaan terang dan gelap dimana objek yang gelap atau tidak terkena cahaya atau objek di depan cahaya itu akan membentuk shape .
shape
shape
3. Tekstur
Sebuah foto dengan gambar teksur yang menonjol dapat merupakan sebuah bentuk kreatif dari shape atau pola. Jika memadai, tekstur akan memberikan realisme pada foto, membawa kedalaman dan kesan tiga dimensi ke subyek anda.
tekstur frozen_lady_by_daemonoropsis
tekstur frozen_lady_by_daemonoropsis
Foto diatas mengandung unsure tekstur karena dalam foto tersebut terdapat objek air yang membentuk titik-titik besar dan berpola di atas badan seekor kumbang, objek air itu seakan-akan bisa dilihat dari berbagai arah dan seakan-akan bisa di sentuh, inilah yang dimaksud dengan tekstur
4. Perfektif
Foto dengan unsure persfektif mempunyai objek yang berjarak atau seakan-akan berjarak, unsure ini biasanya dipadukan dengan unsure garis, karena biasanya foto dengan unsure perfektif dapat berupa garis. Contoh seperti di bawah ini :
persfektif
persfektif
Contoh foto diatas dikatakan persfektif, karena memenuhi seperti yang disebutkan tadi, objek yang ada seakan-akan berjarak, dan di gambarkan dari objek yang besar sebagai jarak terdekat dan objek kecil sebagai jarak terjauh.
5. Garis
Fotografer kerap menggunakan garis pada karya-karya mereka untuk membawa perhatian pengamat pada subjek utama. Garis juga dapat menimbulkan kesan kedalaman dan memperlihatkan gerak pada gambar. Ketika garis-garis itu sendiri digunakan sebagai subjek, yang terjadi adalah gambar-gambar menjadi menarik perhatian. Tidak penting apakah garis itu lurus, melingkar atau melengkung, membawa mata keluar dari gambar.
line
line
Foto diatas sangat jelas sekali membentuk objek garis yang dinamis
6. Framing
Bila subyek secara khusus mempunyai bentuk yang kuat, penuh frame dengan subyek. Baik itu dengan cara menggunakan lensa dengan fokus lebih panjang atau bergerak mendekati subyek. Frame biasanya dibentuk oleh fotografer sebagai batas penglihatan objek dan biasanya frame yang digunakan di dalam foto itu sendiri memakai objek lain, lihatlah contoh di bawah ini :
framing
framing
7. Reflection
Unsur dalam foto ini merefleksikan objek nyata ke objek yang ada di sekitarnya, biasanya objek yang di jadikan sebagai objek refleksinya, yaitu, air dan lantai yang berwarna putih dan yang bisa memantulkan kembali dan menggambarkan objek aslinya, lihatlah dan amatilah contoh foto di bawah ini
reflection
reflection
sumber referensi : http://neozonk.wordpress.com/2009/05/08/jenis-jenis-element-of-art-fotografi/

Minggu, 07 November 2010

Jenis lensa dan kamera

Lensa merupakan alat terpenting dari kamera. Berfungsi untuk memfokuskan cahaya hingga mampu menerakan gambar tangkapan ke medium penangkap (film atau sensor digital). Terdiri atas beberapa lensa/optik yang berjauhan yang bisa diatur sehingga menghasilkan ukuran tangkapan gambar dan variasi fokus yang berbeda.
Lensa DSLR bisa dikelola secara manual dengan tangan, tanpa lewat tombol. Hal ini memungkin kan sobat leluasa untuk melakukan pembesaran (zoom-in) atau pengecilan (zoom-out).
Kamera DSLR menggunakan lensa berjenis 35 mm. ukuran dan jenis lensa ini beragam, mulai dari lensa tele (untuk memotret jauh), lensa macro (untuk memotret jarak dekat atau obyek kecil) dan lensa wide (untuk memotret sudut lebar). Setiap produsen kamera juga memproduksi lensa 35 mm, namun banyak pula vendor yang khusus membuat lensa untuk kamera DSLR. Setiap vendor mempunyai mount (dudukan lensa) yang berbeda, sehingga tidak setiap merek lensa 35 mm bisa dipasangkan dengan kamera.
Beberapa jenis lensa yang banyak dikenal di kalangan fotografer adalah :
* Sudut Super Lebar (Super Wide Angel)
Kadang disebut lensa fish-eye. Jangkauan sangat luas, sehingga kadang membentuk distorsi bentuk.

Contoh ukuran lensa : 10 mm, 15 mm.
* Sudut Lebar (Wide Angle)
Lensa berjangkauan lebar. Cocok untuk memotret penorama atau pemandangan.
Contoh unkuran lensa : 18 mm, 24 mm, 28 mm.

Contoh Lensa Wide Angle
* Standar
Lensa berjangkauan normal. Biasanya memiliki sudut pandang 50 derajat. Cocok dipakai untuk memotret portrait.
Contoh ukuran lensa : 50 mm

Contoh Lensa Standar
* Telefoto
Lensa berjangkauan panjang, biasa dipakai oleh fotografer di pinggir lapangan sepak bola atau paparazi.
Contoh ukuran lensa : 85 mm, 100 mm, 135 mm, 200 mm, 300mm.

Contoh Lensa Tele
* Makro
Lensa berjangkauan sempit, biasa nya digunakan untuk membuat foto makro atau memotret detil-detil dari sebuah benda.
Contoh ukuran lensa : 50 mm macro, 100 mm macro, 135 mm macro

Contoh Lensa Makro
Komponen kamera


Badan Kamera
Badan kamera adalah ruangan yang sama sekali kedap cahaya, namun dihubungkan dengan lensa yang menjadi satu-satunya tempat cahaya masuk. Di dalam bagian ini cahaya yang difokuskan oleh lensa akan diatur agar tepat mengenai dan membakar film. Di dalam kamera untuk tujuan seni fotografi, biasanya ditambahkan beberapa tombol pengatur, antara lain:
1. Pengatur ISO/ASA Film
2. Shutter Speed
3. Aperture (Bukaan Diafragma)
Jika diperlukan bisa pula ditambah peralatan:
1. Blitz (atau lebih umum disebut lampu kilat atau flash)
2. Tripod
3. Lightmeter
♫ SISTEM LENSA
Sistem lensa dipasang pada lubang depan kotak, berupa sebuah lensa tunggal yang terbuat dari plastik atau kaca, atau sejumlah lensa yang tersusun dalam suatu silinder logam. Tingkat penghalangan cahaya dinyatakan dengan angka f, atau bukaan relatifnya. Makin rendah angka "F" ini, makin besar bukaannya atau makin kecil tingkat penghalangannya. Bukaan ini diatur oleh jendela diafragma. Bukaan relatif diatur oleh suatu diafragma. Untuk kamera SLR, lensa dilengkapi dengan pengatur bukaan diafragma yang mengatur banyaknya cahaya yang masuk sesuai keinginan fotografer.

Jenis lensa cepat ataupun lensa lambat ditentukan oleh rentang nilai "F" yang dapat digunakan. Disamping lensa biasa, dikenal juga lensa sudut lebar (wide lens), lensa sudut kecil (tele lens), dan lensa variabel (variable lens, atau oleh kalangan awam disebut dengan istilah lensa zoom. Lensa sudut lebar mempunyai jarak fokus yang lebih kecil daripada lensa biasa. Namun sebutan itu bergantung pada lebarnya film yang digunakan. Untuk film 35 milimeter, lensa 35 milimeter akan disebut lensa sudut lebar, sedangkan lensa 135 milimeter akan disebut lensa telefoto. Lensa variabel dapat diubah-ubah jarak fokusnya, dengan mengubah kedudukan relatif unsur-unsur lensa tersebut. Lensa akan memfokuskan cahaya sehingga dihasilkan bayangan sesuai ukuran film. Lensa dikelompokkan sesuai panjang focal length (jarak antara kedua lensa). Focal lenght mempengaruhi besar komposisi gambar yang mampu dihasilkan. Dalam masyarakat umum, lebih dikenal dengan istilah zoom.
♫ PEMATIK POTRET
Tombol pemantik potret atau shutter dipasang di belakang lensa atau di antara lensa. Kebanyakan kamera SLR mempunyai mekanisme pengatur waktu untuk memungkinkan mengubah-ubah lama bukaan shutter. Waktu ini ialah singkatnya pemetik potret itu membuka, sehingga memungkinkan berkas cahaya mengenai film.
Beberapa masyarakat awam menganggap kemampuan kamera sebanding dengan besarnya nilai maksimum shutter speed yang bisa digunakan. Bagian lain sebuah kamera, antara lain:
1. Mekanisme memutar film gulungan agar bagian-bagian film itu bergantian dapat disingkapkan pada objek
2. Mekanisme fokus yang dapat mengubah-ubah jarak antara lensa dan film
3. Pemindai komposisi pemotretan yang terfokuskan
4. lightmeter untuk membantu menetapkan kecepatan pemetik potret dan atau besarnya bukaan, agar banyaknya cahaya yang mengenai film cukup tepat sehingga diperoleh bayangan atau gambar yang memuaskan
sumber resensi :
http://mini-tripod.blogspot.com/2009/04/jenis-jenis-lensa-kamera-dslr.html
http://mynameishamzah.blogspot.com/2010/04/definition-komponen-kamera.html

Kepekaan cahaya dan colour mood

Shutter
Shutter berfungsi sebagai komponen penentu berapa lama cahaya diperbolehkan untuk mengenai sensor. Pada saat tombol rana ditekan, shutter akan membuka untuk beberapa saat dan kemudian menutup kembali. Waktu yang diperlukan untuk shutter membuka hingga menutup ini selanjutnya disebut sebagai kecepatan shutter (shutter speed). Kecepatan shutter ini bisa diatur pada kamera, mulai dari nilai tertinggi hingga terendah (nilai ini bervariasi untuk tiap jenis kamera). Semakin cepat shutter dibuka maka semakin sedikit cahaya yang bisa dimasukkan, sebaliknya semakin lama shutter dibuka maka semakin banyak cahaya bisa masuk ke kamera. Nilai kecepatan shutter yang tersedia (dalam satuan detik) adalah berupa deret kelipatan baku seperti berikut :
1 - 1/2 - 1/4  - 1/8 - 1/15 - 1/30 - 1/60 - 1/125 - 1/250 - 1/500 - 1/1000
Dari deret diatas dapat kita lihat kalau kelipatan nilai ini merupakan kelipatan dua. Jadi 1/30 detik adalah dua kali lebih lambat dibanding 1/60 detik, sehingga kalau nilai shutter di kamera dirubah dari 1/60 detik ke 1/30 detik artinya jumlah cahaya yang masuk ke kamera ditambah dua kali lipat lebih banyak dari sebelumnya. Demikian juga 1/500 detik itu dua kali lebih cepat dari 1/250 detik, sehingga kalau nilai shutter dirubah dari 1/250 detik menjadi 1/500 detik itu artinya jumlah cahaya yang masuk dikurangi setengah dari sebelumnya.
Selain berguna untuk mengatur terang gelapnya sebuah foto, berkreasi dengan kecepatan shutter selanjutnya bisa menghasilkan foto high-speed dan foto slow-speed yang keduanya punya keunikan dan nilai seni tersendiri. Hanya saja memakai kecepatan shutter yang terlalu lambat diperlukan tripod untuk mencegah foto blur karena getaran tangan saat memotret.
Aperture
Kendali eksposur yang kedua adalah aperture. Aperture adalah bagian di dalam lensa berupa lubang yang bisa membesar dan mengecil (biasa disebut bukaan lensa atau diafragma), dimana semakin besar bukaannya maka makin banyak cahaya yang bisa masuk, sebaliknya semakin kecil bukaannya maka cahaya yang bisa masuk semakin sedikit. Besar kecilnya bukaan diafragma ini dinyatakan dalam f-number, dimana f-number kecil menyatakan bukaaan besar dan f-number yang besar menyatakan bukaan kecil. F-number standar untuk lensa modern adalah seperti berikut ini (urut dari bukaan terbesar hingga terkecil) :
f/1.4 - f/2 - f/2.8 - f/4 - f/5.6 - f/8 - f/11 - f/16 - f/22
Konsep pengaturan cahaya dengan mengubah bukaan lensa memang sedikit lebih rumit untuk dipahami. Pertama yang perlu diingat, deret diatas merupakan kelipatan satu stop atau satu Exposure Value (EV). Bila kita menaikkan bukaan lensa sebesar satu stop (misal dari f/11 ke f/8) artinya kita menambah jumlah cahaya yang masuk ke kamera dua kali lipat, sementara bila kita mengecilkan bukaan lensa sebesar satu stop (misal dari f/2.8 ke f/4) artinya kita mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke dalam kamera sebanyak setengahnya.
Kedua, untuk pengaturan yang lebih presisi, diafragma pada lensa modern mampu diatur dalam step yang lebih kecil, umumnya adalah kelipatan 1/2 dan 1/3 stop. Sebagai contoh, diantara f/2.8 hingga f/8 ada beberapa f-number dengan kelipatan 1/3 stop (ditandai dengan warna biru) yaitu :
f/2.8 - f/3.2 - f/3.5 - f/4 - f/4.5 - f/5 - f/5.6 - f/6.3 - f/7.1 - f/8
Dari deret diatas, tampak kalau ternyata diantara f/2.8 dan f/4 masih tersedia dua f-number lain yang mewakili 1/3 EV yaitu f/3.2 dan f/3.5. Dengan demikian kita punya keleluasaan dalam mengendalikan bukaan dengan lebih halus dan lebih presisi.
Selain sebagai kendali terang gelapnya sebuah foto, berkreasi dengan bermacam variasi bukaan lensa juga menentukan kedalaman foto atau depth-of-field. Foto yang diambil memakai bukaan besar akan memberikan latar belakang yang blur (out of focus), sementara bukaan kecil akan memberikan latar belakang yang tajam.
ISO
Selain dua komponen diatas, masih ada satu faktor lagi yang ikut berperan dalam menentukan eksposur, yaitu sensitivitas film atau sensor yang biasa disebut dengan ASA atau ISO. Tingkat sensitivitas ini dinyatakan dalam angka dan juga dibuat mengikuti deret kelipatan dua (satu stop) yaitu :
ISO 100 - 200 - 400 - 800 - 1600 - 3200 - 6400
ISO 100 menjadi ISO terendah (sekaligus menjadi nilai ISO default) dan pada nilai ini sensitivitas sensor berada di nilai terendah. Untuk membuat sensor lebih sensitif terhadap cahaya, nilai ISO ini bisa dinaikkan ke nilai ISO yang lebih tinggi. Saat ISO dinaikkan, sinyal tegangan output sensor dibuat lebih besar sehingga kamera menjadi lebih peka cahaya. Teorinya, bila ISO dinaikkan sebanyak satu stop berarti sensitivitas sensor dinaikkan sebesar dua kali lipat. Pada pemakaian sehari-hari, ISO yang digunakan bisa memakai nilai default di ISO rendah (misal ISO 100). ISO yang lebih tinggi dibutuhkan pada dua kondisi, pertama saat low-light atau dipakai di tempat kurang cahaya. Kedua, ISO tinggi diperlukan saat kita memerlukan kecepatan shutter yang lebih cepat. Misal saat memakai ISO 100 nilai kecepatan shutter yang didapat adalah 1/500 detik, maka apabila ISO dinaikkan satu stop ke ISO 200 yang terjadi adalah kecepatan shutter juga naik satu stop menjadi 1/1000 detik (anggap bukaan lensa tidak berubah). Namun perlu diingat kalau ISO tinggi juga membawa konsekuensi adanya noise dalam foto. Untuk kamera film, nilai ASA ditentukan pada film yang kita gunakan sehingga untuk berganti nilai ASA kita harus mengganti film yang dipakai.
Reciprocity
Mengatur eksposur bisa dilakukan secara manual ataupun otomatis (ditentukan oleh kamera). Pada kebanyakan kamera saku, kita tidak bisa menentukan nilai kecepatan shutter ataupun bukaan lensa. Bahkan ada juga kamera yang tidak membolehkan kita untuk mengatur nilai ISO alias kamera secara otomatis akan menentukan nilai ISO dari tiap foto yang kita ambil. Namun bila pada kamera tersedia kendali eksposur secara manual, kita bisa berkreasi mengatur eksposur untuk tiap foto yang akan kita ambil. Pengaturan kecepatan shutter, bukaan lensa dan nilai ISO yang tepat akan saling bersinergi untuk mendapatkan eksposur yang kita inginkan.
Dalam prakteknya di lapangan, kita bisa menghasilkan beberapa foto dengan eksposur yang sama padahal dihasilkan memakai variasi pasangan nilai shutter dan aperture yang beragam. Misal sebuah foto diambil memakai kecepatan shutter 1/125 detik dan bukaan f/5.6 dan kita ingin menghasilkan foto lain yang eksposurnya sama tapi settingnya berbeda. Maka yang bisa kita lakukan adalah :
  • Menurunkan kecepatan shutter menjadi 1/60 detik (satu stop lebih lambat) dan mengecilkan bukaan lensa menjadi f/8 (satu stop lebih kecil).
  • Menaikkan kecepatan shutter menjadi 1/250 detik (satu stop lebih cepat) dan memperbesar bukaan lensa menjadi f/4 (satu stop lebih besar).
Tampak kalau pada opsi pertama kita lihat dengan melambatkan kecepatan shutter satu stop berarti kita membuat foto jadi lebih terang, maka untuk mendapat eksposur yang tepat, kita harus mengecilkan bukaan lensa untuk mengimbanginya.
Sedangkan pada opsi kedua adalah kebalikannya. Dengan menaikkan kecepatan shutter artinya kita membuat foto jadi lebih gelap dan untuk mendapat eksposur yang tepat, harus diimbangi dengan memperbesar bukaan lensa.
Jadi bila kita mengekspos sensor untuk waktu yang lebih lama, maka di sisi yang lain kita harus mengecilkan bukaan lensa untuk mengurangi cahaya yang masuk sehingga bisa didapat nilai eksposur yang sama. Singkatnya, kalau yang satu ditambah, yang satu lagi harus dikurangi, sehingga hasil akhirnya akaan tetap sama. Inilah yang disebut dengan prinsip reciprocity dalam teori fotografi.(EM)
Diafragma
Diafragma adalah suatu mekanisme dalam kamera (lensa) yang mengatur jumlah cahaya yang masuk ke kamera. Bagian ini terdapat dalam susunan lensa berupa lembaran membentuk lubang/lingkaran yang bisa berubah ukuran. Semakin besar pembukaan diafragma maka semakin banyak cahaya yang masuk dan sebaliknya semakin kecil bukaan diafragma maka semakin sedikit cahaya yang masuk.
Angka yang biasanya tertera untuk diafragma adalah 1,4 - 2,8 - 4 - 5,6 - 8 - 11 - 16 dan 22. Angka yang besar menunjukkan bukaan diafragma yang kecil dan angka semakin kecil maka bukaan diafragma menjadi besar.
Banyaknya angka diafragma dalam suatu lensa tergantung juga pada kemampuan lensa untuk meneruskan cahaya. Misalnya lensa Sudut Lebar/Wide angle dengan susunan lensa sedikit dan pendek akan lebih banyak memasukkan cahaya, biasanya angka diafragma bisa mencapai 1,4 sedangkan pada lensa tele yang susunan lensanya lebih banyak dan panjang biasanya diafragma terendah sekitar 4 atau 5,6. Untuk keperluan khusus ada juga lensa tele dengan diafragma hingga angka 1,4 yang biasanya memiliki lensa yang sangat besar.
Diafragma mempunyai efek pada gambar yang disebut Depth of Field atau Ruang Ketajaman. Misalnya dengan menggunakan diafragma 1,4 atau dengan bukaan lebar maka semua benda sebelum dan sesudah obyek akan terlihat buram. Sedangkan pada penggunaan diafragma 22 atau bukaan kecil benda di depan obyek focus dan di belakangnya akan terlihat jelas.
Semakin sempit diafragma maka nilainya semakin besar . untuk diafragma paling lebar misal 1,4 sedang kalo paling kecil 22 .. untuk penggunaan outdoor terutama obyek yang sangat terang . dipantai dalam keaadaan etrik sebaiknya digunakan diafragma lebih kecil antara 11-paling menyempit.kecil.
Colour mood
Grafik mood menakjubkan warna. Mengatur suasana hati Anda dengan warna dengan bagan warna suasana referensi. Banyak ilmuwan telah wriiten tentang hubungan antara mood dan warna. Sebagai contoh adalah biru dikenal sebagai warna dingin dan dapat menempatkan Anda dalam mood.On depresi atau sedih ujung skala merah dikenal sebagai warna firy panas dan dikatakan untuk menempatkan manusia dalam keadaan suasana marah atau kemarahan . Interior dekorator menggunakan grafik warna suasana hati ketika memutuskan pada warna untuk ruangan tertentu. Semoga Anda akan menemukan suasana bagan warna berguna dalam kehidupan Anda, Jika demikian silahkan link ke pada website Anda dengan menggunakan kode yang tersedia di bagian bawah halaman.
Menurut 'biru perasaan' penelitian baru mungkin lebih dari ukuran yang akurat emosi seseorang dari sekedar apa cincin mengatakan suasana hati Anda.
Para peneliti menulis dalam jurnal BMC Medical Metodologi Penelitian memaparkan pembangunan dari bagan warna, The Manchester Color Wheel, yang dapat digunakan untuk mempelajari pigmen disukai orang dalam kaitannya untuk menyatakan pikiran mereka. Mereka yang menggambarkan diri mereka sebagai bahagia mengangkat nuansa kuning dimana mereka merasa cemas atau tertekan memilih warna abu-abu atau biru gelap.
sumber : http://www.focusnusantara.com/articles/memahami_komponen_eksposur_dalam_fotografi.php

Sabtu, 25 September 2010

Asal Mula Fotografi



Fotografi (dari bahasa Inggrisphotography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "Fos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.

FOTOGRAFI secara umum baru dikenal sekitar 150 tahun lalu. Ini kalau kita membicarakan fotografi yang menyangkut teknologi. Namun, kalau kita membicarakan masalah gambar dua dimensi yang dihasilkan dari peran cahaya, sejarah fotografi sangatlah panjang. Dari yang bisa dicatat saja, setidaknya "fotografi" sudah tercatat sebelum Masehi.
DALAM buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 sebelum Masehi, seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang, maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi.
Kemudian, pada abad ke-10 Masehi, seorang Arab bernama Ibn Al-Haitham menemukan fenomena yang sama pada tenda miliknya yang bolong.
Hanya sebatas itu informasi yang masih bisa kita gali seputar sejarah awal fotografi karena keterbatasan catatan sejarah. Bisa dimaklumi, di masa lalu informasi tertulis adalah sesuatu yang amat jarang.
Demikianlah, fotografi lalu tercatat dimulai resmi pada abad ke-19 dan lalu terpacu bersama kemajuan-kemajuan lain yang dilakukan manusia sejalan dengan kemajuan teknologi yang sedang gencar-gencarnya.
Adalah tahun 1839 yang dicanangkan sebagai tahun awal fotografi. Pada tahun itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat permanen.
Penemu fotografi dengan pelat logam, Louis Jacques Mande Daguerre, sebenarnya ingin mematenkan temuannya itu. Tapi, Pemerintah Perancis, dengan dilandasi berbagai pemikiran politik, berpikir bahwa temuan itu sebaiknya dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-cuma.
Maka, saat itu manual asli Daguerre lalu menyebar ke seluruh dunia walau diterima dengan setengah hati akibat rumitnya kerja yang harus dilakukan.
Meskipun tahun 1839 secara resmi dicanangkan sebagai tahun awal fotografi, yaitu fotografi resmi diakui sebagai sebuah teknologi temuan yang baru, sebenarnya foto-foto telah tercipta beberapa tahun sebelumnya.
Sebenarnya, temuan Daguerre bukanlah murni temuannya sendiri. Seorang peneliti Perancis lain, Joseph Nicephore Niepce, pada tahun 1826 sudah menghasilkan sebuah foto yang kemudian dikenal sebagai foto pertama dalam sejarah manusia. Foto yang berjudul View from Window at Gras itu kini disimpan di University of Texas di Austin, AS.
Niepce membuat foto dengan melapisi pelat logam dengan sebuah senyawa buatannya. Pelat logam itu lalu disinari dalam kamera obscura sampai beberapa jam sampai tercipta imaji.
Metode Niepce ini sulit diterima orang karena lama penyinaran dengan kamera obscura bisa sampai tiga hari.
Pada tahun 1827, Daguerre mendekati Niepce untuk menyempurnakan temuan itu. Dua tahun kemudian, Daguerre dan Niepce resmi bekerja sama mengembangkan temuan yang lalu disebut heliografi. Dalam bahasa Yunani, helios adalah matahari dan graphos adalah menulis.
Karena Niepce meninggal pada tahun 1833, Daguerre kemudian bekerja sendiri sampai enam tahun kemudian hasil kerjanya itu diumumkan ke seluruh dunia.
FOTOGRAFI kemudian berkembang dengan sangat cepat. Tidak semata heliografi lagi karena cahaya apa pun kemudian bisa dipakai, tidak semata cahaya matahari.
Penemuan cahaya buatan dalam bentuk lampu kilat pun telah menjadi sebuah aliran tersendiri dalam fotografi.
Cahaya yang dinamai sinar-X kemudian membuat fotografi menjadi berguna dalam bidang kedokteran.
Pada tahun 1901, seorang peneliti bernama Conrad Rontgen menemukan pemanfaatan sinar-X untuk pemotretan tembus pandang. Temuannya ini lalu mendapat Hadiah Nobel dan peralatan yang dipakai kemudian dinamai peralatan rontgen.
Cahaya buatan manusia dalam bentuk lampu sorot dan juga lampu kilat (blits) kemudian juga menggiring fotografi ke beberapa ranah lain. Pada tahun 1940, Dr Harold Edgerton yang dibantu Gjon Mili menemukan lampu yang bisa menyala-mati berkali-kali dalam hitungan sepersekian detik.
Lampu yang lalu disebut strobo ini berguna untuk mengamati gerakan yang cepat. Foto atlet loncat indah yang sedang bersalto, misalnya, bisa difoto dengan strobo sehingga menghasilkan rangkaian gambar pada sebuah bingkai gambar saja.
Demikian pula penemuan film inframerah yang membantu berbagai penelitian. Kabut yang tidak tembus oleh cahaya biasa bisa tembus dengan sinar inframerah. Tidaklah heran, fotografi inframerah banyak dipakai untuk pemotretan udara ke daerah-daerah yang banyak tertutup kabut.
Kemajuan Pesat


KEMAJUAN teknologi memang memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau dulu kamera sebesar mesin jahit hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam, kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang sangat tajam dalam ukuran sebesar koran.
Temuan teknologi makin maju sejalan dengan masuknya fotografi ke dunia jurnalistik. Karena belum bisa membawa foto ke dalam proses cetak, surat kabar mula-mula menyalin foto ke dalam gambar tangan. Dan surat kabar pertama yang memuat gambar sebagai berita adalah The Daily Graphic pada 16 April 1877. Gambar berita pertama dalam surat kabar itu adalah sebuah peristiwa kebakaran.
Kemudian, ditemukanlah proses cetak half tone pada tahun 1880 yang memungkinkan foto dibawa ke dalam surat kabar.
Foto pertama di surat kabar adalah foto tambang pengeboran minyak Shantytown yang muncul di surat kabar New York Daily Graphic di Amerika Serikat tanggal 4 Maret 1880. Foto itu adalah karya Henry J Newton.
Banyak cabang kemajuan fotografi yang terjadi, tetapi banyak yang mati di tengah jalan. Foto Polaroid yang ditemukan Edwin Land, umpamanya, pasti sudah tidak dilirik orang lagi karena kini foto digital juga sudah nyaris langsung jadi.
Juga temuan seperti format film APSS (tahun 1996) yang langsung mati suri karena teknologi digital langsung masuk menggeser semuanya.
Bagaimana pun, fotografi adalah bagian penting dari kebudayaan manusia.